Senin, 02 Desember 2013

[Mimpi Semalam] Pengakuan Sang Penyair


Tadi malam, sekitar 3 jam sebelum tidur, saya menemukan berita yang mengejutkan. Salah satu penyair Indonesia berinisial SS heboh diberitakan karena diduga membuat seorang mahasiswi hamil namun menolak tanggung jawab. Agak telat memang, ternyata berita ini sudah beredar beberapa hari lalu. Ya sudah lah, dari satu link, lanjut ke artikel-artikel lainnya. Ternyata cukup seru mengikuti rantai cerita sambil memperhatikan respon publik.

         Sejujurnya saya bukan orang yang terlalu artsy-intellectual, hingga selama ini saya hanya sebatas tahu SS dari sosoknya, bukan karyanya. Ya, saya tahu dia penyair/sastrawan yang suka terlihat di pusat kumpul sebuah komunitas di bilangan Pasar Minggu. Tidak, saya tidak pernah membaca tulisannya atau melihat dia membacakan tulisannya. Saya yakin lebih banyak lagi orang yang baru mendengar namanya setelah kasus ini diberitakan.
          Insiden ini memiliki dua titik tragedi: depresi sang korban dan degradasi sang pelaku. Sedihnya bila seorang figur menjadi populer saat dia terjatuh bukan saat berusaha terbang. Apalagi publik Indonesia (mungkin di luar juga begitu, entahlah) sangat senang melihat kesempatan untuk menjatuhkan institusi. Iya, nama komunitas di Pasar Minggu itu pun ikut tercoreng. Kasus ini menjadi kans emas bagi mereka manusia suci yang ingin menjelekkan nilai-nilai yang diusung komunitas SS ini. Ah, sedih lah pokoknya.
          Bukannya saya mem-bodoamat-kan horor yang dihadapi si korban. Well, God bless her, I really hope she gets better and all. Saya cuma ingin mengingatkan kalau ini adalah kasus kemanusiaan, bukan kesenian. Ini adalah kisah antar manusia, bukan antar seniman dan mahasiswi. Fuck labels! Mereka cuma ada untuk menjelaskan sebuah kompleksitas kepada mereka yang tidak terlalu pintar. Beda lah dengan kasus misalnya "Penyiksaan TKW oleh majikan Arab". Ya jelas ini masalah negara dan ada yang salah dengan sistem per-TKI-an. Akan menjadi aneh bila "Pemerkosaan Mahasiswi oleh Seniman", atau "Penghamilan Ilegal Tukang Pecel Ayam oleh Kuli Bangunan". Fuck this shit! Ini masalah antar individu. Individu yang bersalah, individu yang menjadi korban.
          Well, I'm not here to sell any smart-ass perspective towards this case. Saya hampir lupa artikel ini tentang mimpi, hehehe. Ya, jadi karena terlalu seru mendalami kasus ini, alam bawah sadar saya menghadiahi mimpi yang seru. Here it went...
          Hari itu masih sore, dan saya memutuskan untuk pergi berkunjung ke pusat kumpul komunitas di Pasar Minggu itu. Di beranda saya melihat ada keramaian. Sepertinya ada sebuah acara. Di tengah kebingungan saya, saya menyadari ada sebuah kelompok kecil. Mereka adalah tiga orang pemuda "antusias", if you know what I mean. Kalian yang sering ke acara musik, festival periklanan, atau pameran kesenian pasti pernah melihat orang-orang jenis ini. Orang-orang yang selalu tersenyum lebar dan tampak mengerti segalanya. Orang-orang yang membicarakan ilmu atau info dengan volume besar. Orang-orang yang akan membuat sebagian pengunjung lain terintimidasi, dan sebagian pengunjung lainnya risih. Yep, mereka.
         Melihat orang-orang ini saya jadi hilang selera. Saya pun memutuskan untuk menjadi pengunjung toilet terlebih dahulu. Ingin kencing. Sesaat memasuki toilet, saya menyadari sesuatu, sesuatu yang menjadi inti dari mimpi ini: SS sedang berdiri mengencingi panel urin. Saya pun menghampiri panel urin  di dekatnya hingga kami saling memunggungi satu sama lain (anehnya, padahal toilet di pusat kumpul komunitas Pasar Minggu tidak seperti ini). Kami pun pipis dengan hening sebelum salah satu perusak suasana masuk dan kencing bersama. Dia adalah salah satu dari kelompok "antusias" tersebut!
        Si bawel itu langsung kencing di sebelah SS. Dia pun menyadari sosok SS di sebelahnya. Hey, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memamerkan bacotannya. Begini lah transkrip dialog tiga arah kami.

Pria Antusias: BLA! BLA! !%!&^*#% BLA?! BLA?! &%#$%#$(*) 
SS: Ya, bla bla...
Pria Antusias: HEY! KALIAN SUDAH DENGAR BELUM?! PEREMPUAN ITU MATI! MATI! TEWAS DIA SUDAH!
Saya: Perempuan siapa?
Pria Antusias: ITU LHO! PEREMPUAN YANG DIHAMILI SS! MATI DIA!
SS: Hah?
Pria Antusias: (sambil mencuci tangan setelah kencingnya habis) TRAGIS YA! SUNGGUH TRAGIS!

Kemudian pria antusias itu melangkah pergi dari toilet hingga menyisakan ruang bagi saya dan SS saja.

Saya: Benar Anda menghamilinya?
SS: (awalnya terdiam) ...ya. Tahukah kamu? SAYA KIRA DIA LONTE!
Saya: Lo... Lonte?
SS: IYA! Saya mengira dia itu lonte Cirebon!! Siapa sangka ternyata dia mahasiswi! Saya tidak tahu kalau dia mahasiswi! Saya kira dia lonte Cirebon!
Saya: Ta...tapi... bukan kah masalahnya adalah... dia hamil?
SS: (kembali terdiam) ...iya sih. Saya mengaku salah mengenai kehamilan itu. Hamil itu salah.

Sambil melihat dia bersedih, saya melangkah keluar toilet dan bukannya menuju beranda, tapi...


       ...menuju kasur saya di kamar kost. Saya tersenyum kecil mengingat mimpi absurd saya. Saya pun langsung menyalakan laptop sebelum benar-benar lupa. Tapi saya juga menemukan hal lain, sedihnya ketika sadar kalau tulisan terakhir saya di blog adalah bulan Oktober. Satu bulan lamanya saya tidak menulis apa-apa.
         Anyway, saya sungguh berharap dia akan bertanggung jawab. Demi reparasi jiwa sang mahasiswi dan renovasi nama institusi yang dia bawa. Hey, tapi semua yang diberitakan media massa belum tentu benar bukan? Ya, apapun kenyataan yang sebenar-benarnya, semoga perempuan itu tabah. Dan ketika semua sudah baik-baik saja, saya tetap di sini, melanjutkan perjuangan saya untuk lulus. Skripsi menunggu!