Selasa, 25 September 2018

[Subliminal] Dream


I wish I was stupid enough to believe in it.
I wish I was smart enough to live it.

I wish I was brave enough to chase it.
I wish I was scared enough to live without it.


Jumat, 08 Juni 2018

[Eksplorasik] #SRIWIJALAN: Prolog


Akhir Sebuah Kontrak
Not here.
But it wasn't far from this intimidating bar.
5 Maret, 2018

Malam hari. Di sebuah kedai ramen, Jakarta Selatan. Saya membuat keputusan besar dengan mengakhiri suatu kontrak mengikat, yang sudah berjalan 2 tahun. Saya nggak tahu apakah keputusan ini akan berakhir dengan penyesalan, atau justru kelegaan. Tapi yang pasti, saat itu saya tahu kalau saya melakukan hal yang benar.
                  Setiap aksi punya reaksi. Selesai makan, kenyang. Selesai minum, mabuk. Selesai berak, cebok. Selesai dari pengakhiran kontrak ini, saya ditinggalkan dengan perasaan yang tidak enak. Mual secara psikologis. Terasa selama tiga bulan ke depan.



Impulsivitas yang Logis
2 Mei, 2018

Secara natural, saya itu tipe orang yang selalu tertekan di setiap hari ulang tahun saya. “Oh, tidak umur 25, tapi hidup masih gini-gini aja!”; “Ah, umur 27! Ngapain aja selama ini?!”. Bayangkan, di Agustus saya akan berumur 30! Tekanan jadi membesar tiga kali lipat!
                  Begini lah. Saya sedang di masa transisi. Tak hanya akhir dari kontrak yang tadi saya akhiri di kedai ramen, tapi juga kontrak yang berjudul “20’s is The Best Time of Your Life”. Entah kenapa, di situasi penuh kegundahan batin ini, saya jadi sulit membedakan keputusan yang didasari logika atau impuls.
               

Take more pictures like this. Meet more people like him.

   Di hari itu, saya diberi ujian oleh semesta: logis atau impulsif. Ujian itu datang melalui kolega di kantor yang mewartakan kabar menarik! Katanya, “Sriwijaya (maskapai, bukan kerajaan) ada paket menarik. Bayar 12 juta, lo bisa terbang gratis ke seluruh Indonesia selama setahun.
                  Usai melakukan riset minimalis non empiris, saya dan teman saya ini langsung berangkat ke kantor cabang Sriwijaya terdekat untuk bergabung dalam program SJ Travel Pass, yang ternyata bisa cicilan 0% dan tidak 100% gratis (karena tiap beli tiket, kita harus tetap bayar pajaknya).
                  Pagi hari dengar kabar, siang hari langsung mengambil keputusan besar (12 juta itu besar buat saya): IMPULSIF. Berkomitmen untuk menjelajahi Indonesia selama satu tahun, dalam kondisi “mual-secara-psikologis”, dan bersiap memasuki usia 30 tahun dengan status single, belum sukses-sukses banget, dan belum kaya-kaya banget? LOGIS.
Saya tidak akan menyesali keputusan ini. Entah kenapa, semangat klise yang terlalu sering digembar-gemborkan iklan dan media dalam tajuk “hidup sekarang” atau “YOLO, jangan loyo” baru merasuki jiwa saya di ambang pintu keluar klub 20an. Entah kenapa juga, YOLO still and always sounds lame and cliche, but it sure doesn't feel like it.
                  Dengan pemikiran pendek tapi kepuasan yang panjang (sounds wrong?), saya akan memulai petualangan saya selama setahun bersama Sriwijaya Air (bukan endorse-an, karena saya nggak bakat). Dan, petualangan ini saya beri nama....


#SRIWIJALAN


Tentang SJ Travel Pass
8 Juni, 2018

Yep, this one.
                  Di petualangan #Sriwijalan ini, saya ingin menantang diri saya sendiri (oh yeah! ME vs ME, I will win whoever loses), dalam misi mengalahkan Sriwijaya (so basically, there will be two battles). Tantangan apa itu? Saya akan memanfaatkan modal 12 juta saya selama setahun dengan mengeksploitasi servis Sriwijaya Air hingga saya bisa balik modal atau malah melebihi modal saya sendiri.
                  Caranya:
1.     Saya akan jalan-jalan terus (obviously)
2.     Saya akan menghitung harga tiket yang saya beli (pajaknya saja) di setiap perjalanan, dan membandingkan dengan harga tiket normal pada umumnya di hari yang sama.
3.    Di akhir masa keanggotaan, saya akan membandingkan keuntungan saya, apakah saya menang atau kalah dengan Sriwijaya Air.


Walaupun di akhir keanggotaan Sriwijaya saya tidak balik modal dan malah rugi, saya tidak akan menyesal. Keringat hasil kerja keras saya bermuara di "melakukan hal yang saya ingin lakukan". Apa arti lemburan kalau nggak pernah liburan? Buat apa cari penghasilan kalau nggak pernah cari pengalaman? Kenapa lelah-lelah kalau nggak pernah melangkah?

Jalan-jalan jangan jarang-jarang. Sering-sering biar bisa sharing-sharing.




#SRIWIJALAN

ME:
Rp0,-

SRIWIJAYA:
Rp12.000.000,-

Wish me luck!




                 

[Subliminal] Diam


Selalu menuju, tanpa menahu.

Terlalu terburu-buru, untuk berburu.

Terus-menerus kabur, sampai-sampai sudah uzur.

Bercumbu dengan yang sudah lalu,
terangsang dengan yang belum datang.

Sibuk mencari,
melupakan yang sudah ditemukan.



Untuk apa kita diberi kaki,
kalau hanya bisa berlari, tapi tak mampu berdiri?

[Subliminal] Transisi



Mencari manisnya rasa nyaman di balik rasa tidak aman.


Pasrah agar tak resah.



Lelah bukan berarti lemah.



Tak lupa, selalu ada 'gula' dalam 'gulana'.





[Selera Humor] Hip Hop



Apa bedanya Hip Hop dan High Hope?

Kalau Hip Hop, ngerap.

Kalau High Hope, ngarep.


[Selera Humor] Orang IT



Apa bedanya orang IT dan orang sakit hati?

Kalau orang IT: "hard disk is broken".

Kalau orang sakit hati: "this heart is broken".


[Selera Humor] Ganti Nama



Pengen ganti nama jadi Bumi,
terus pindah ke Jawa Barat.

Soalnya di Jawa Barat
banyak orang suka bumi.