Jumat, 14 Juni 2013

[Mimpi Semalam] Reuni Kuliah dan Lomba Lari GPS

Ada apa sih dengan reuni? Kenapa selalu muncul di dalam mimpi saya beberapa kali? Apa karena saya terlalu jauh dengan lingkar sosial sehingga alam bawah sadar saya mengatakan kalau sebenarnya saya rindu dengan hangatnya pertemanan? Apalah artinya foto cantik profil digital, biografi singkat yang dikeren-kerenkan, atau jumlah teman yang sebenarnya bukan teman tapi hanya tokoh yang pernah kenal? Kadang saya membenci ketidakmampuan saya bersosialisasi walau di sisi lain saya merasa tidak begitu membutuhkan banyak teman. Komplikasi kontradiktif, seperti kebelet berak di saat lapar melanda. Kalau berak duluan nanti tambah lapar, kalau makan duluan nanti tainya keluar kurang bijak.
         Jadi begini, semalam saya berada di sebuah gedung misterius di lantai teratas. Kali ini saya berada di reuni akbar Advertising UI, di mana semua alumni dari angkatan berapa pun hadir. Anehnya, wajah-wajah yang terekspos bukanlah orang-orang yang saya kenal betul, tapi justru entah siapa dari angkatan berapa. Tiba-tiba saya ditantang balap lari dengan salah satu peserta reuni. Lomba lari ini diadakan di dalam gedung, dengan menggunakan GPS dari smartphone masing-masing. Dimulai di lantai atas, hingga turun beberapa lantai.
     Awalnya saya memimpin di depan. Saya melompati meja, menggulingkan diri di tangga, mendorong orang yang menghalangi lari cepat saya. Seru sekali. Sampai akhirnya saya tidak sengaja menjatuhkan smartphone entah di mana. Brengsek! Saya kehilangan arah! Saya tidak tahu harus ke mana hingga akhirnya saya kalah. Walau begitu, sesungguhnya saya lebih merasa sedih karena saya tidak tahu smartphone saya di mana. Untungnya mimpi saya memiliki akhir bahagia, smartphone saya ditemukan dan saya kembali bergabung di tengah acara reuni yang memakan 2 lantai itu: atas untuk berkumpul, bawah untuk makan.
           Oh iya, di tengah antrian, saya bertemu dengan salah satu mitra kerja yang baru bersatu dalam tim beberapa waktu lalu di realitas. Saya juga baru tahu kalau dia satu almamater setelah melakukan sebuah presentasi pitch. Dia angkatan 2001 kalau tidak salah. Kemudian saya menanyakan mengenai hasil tender proyek tersebut. Saya lupa jawabannya, tapi kalau tidak salah tidak bilang belum ada info lebih lanjut. Baiklah.
           Seperti biasa, saya terbangun dengan perasaan benci dan penuh perenungan. Kenapa saya terlalu terikat dengan smartphone saya? Kenapa saya tidak bisa menjalin hubungan baik antar manusia? Setiap hari saya semakin yakin kalau hidup saya akan berakhir dengan sedih tanpa handai taulan di samping saya. Born, live, and die alone. Hah, kenapa? Kenapa, kenapa, kenapa? Saya jadi ingat salah satu pembeda orang yang dominan dengan otak kiri dan kanan: otak kiri cenderung membuka masalah dengan pertanyaan bagaimana, otak kiri dengan kenapa? Kadang saya berharap lebih memakai otak kiri, tampaknya mereka orang-orang yang lebih positif dan penuh solusi, bukan penyesal dan pembenci. Hah, kenapa ya?