Minggu, 27 Oktober 2013

[Mimpi Semalam] Horor Mel Gibson dan Pesawat ke Perancis

Sesi 1: Horor Mel Gibson

Yeah! Perlahan saya bisa selamat dari insomnia saya selama hampir seminggu yang melelahkan ini. Thanks to beer and weed. Semalam saya berencana tidur cepat agar hari ini bisa bangun pagi. Alhasil, pukul 12 malam saya sudah mematikan lampu dan mencoba tidur. Saya memang berhasil tidur cepat, tapi bangun paginya gagal. Anyway, mimpi sesi pertama saya dihiasi dengan horor visual dan Mel Gibson.
        Yap, saya menjadi Mel Gibson! Atau Mel Gibson menjadi saya? Ya terserah lah. Saya (Mel Gibson) kalau tidak salah sedang berjalan keluar rumah menuju suatu destinasi. Di jalan saya bertemu dengan seorang yang agak tua bersama dua anak muda. Mereka mengajak saya ke rumahnya. Katanya mereka ingin mencoba sesuatu. Saya pun mengiyakan permintaan mereka. Saya mulai curiga ketika masuk ke rumahnya karena bukannya mengajak ke ruang tamu, tapi mereka malah mengajak ke ruang bawah tanah. Isn't it a great start for horror story?
       Dan mulailah salah satu mimpi terhoror (bukan terburuk) saya. It was the most vivid, disgusting, and sick visual ever presented in my dream. Pak tua yang ternyata adalah profesor sinting itu menyuruh saya menanggalkan pakaian. Di tengah kebingungan, saya merasakan rasa sakit yang luar biasa menjalar di punggung saya. Ternyata profesor itu sedang melakukan eksperimen (yang saya juga tidak tahu tujuannya sampai akhir mimpi). Dia memasukkan berbagai binatang (ATAU MAKHLUK APAPUN ITU, YUCK!) ke dalam punggung saya. Ya! Punggung saya berlubang-lubang! Mahluk yang mirip kalajengking raksasa dan piranha darat itu menjalar-jalan dalam punggung saya. Menjijikkan sekali.  I'm even getting the chills right now just to imagine the visuals!
       Anyway, saya tidak ingat sisanya bagaimana. Tapi saya ingat saya berhasil lolos namun di akhir mimpi ternyata punggung saya masih sakit. Ah sayang sekali saya lupa detilnya. Andaikan ada alat perekam mimpi. Shit, that'd be wonderful. Setelah mimpi itu berakhir tiba-tiba saya terbangun sekitar pukul setengah 6 pagi. Berkeringat. Fiuuuh, what a dream. Saya pun melanjutkan tidur.

Sesi 2: Pesawat ke Perancis

Hore!!! Saya berlibur!!! Saya ke Perancis bersama ayah dan ibu saya menggunakan pesawat yang disebut-sebut sebagai Air France. Di dalamnya ada kakak saya yang entah kenapa dia seperti enggan mengenali keluarganya di muka umum. Dia duduk terpisah bersama teman-temannya. Ya sudah lah, kami pun tidak banyak berbicara dengannya.
        Perjalanannya menyenangkan. I mean, knowing this trip will lead us to France is always a pleasing fact. Pesawat pun akhirnya tiba di Perancis dan memutuskan untuk mendarat dengan keren. Entah bagaimana caranya, sang pilot berakrobat hingga seluruh penumpang berteriak girang sekaligus tegang layaknya sedang di atas roller coaster. Saat pesawat sudah mendarat dengan aman, Air France masih menyimpan kejutan lain.
       Antrian itu keluar pesawat berubah menjadi antrian di dalam supermarket. Selama mengantri, banyak stand-stand yang menjual berbagai produk keperluan rumah. Cool, huh?! Ayah saya pun bilang, "Wah, wafer Delfi lagi diskon tuh." Padahal saya atau pun ayah tidak pernah berhubungan dengan wafer Delfi. Lalu, di tengah antrian, kakak saya terekspos. Lagi-lagi dia membuang muka seperti tidak mau kenal dengan kami. Ya sudah lah, kami terus berjalan keluar pesawat yang ternyata tidak hanya menuju bandara Perancis tapi juga tempat tidur saya.
        Waktu menunjukkan pukul 11.45 WIB. Wow! Saya tertidur hampir 12 jam! Fuck yeah!  So much win! Epic victory! I'm proud of myself. Semalam seperti membayar segala jam tidur saya seminggu ini yang dihabiskan dengan menerawang langit-langit, melamunkan masa depan, menyesali masa lalu, dsb. Tidur memang berkah terindah yang ada dalam hidup. Betapa pun kamu bekerja, berpikir, berkarya, itu semua percuma tanpa tidur yang berkualitas. Tidur adalah penghargaan terbesar bagi semua kerja keras kita. Yap, tidur adalah piala Oscar, dan mimpi adalah hadiah berupa uang kasOkay then, see you in another dream.