Di tengah misi personal saya untuk "Reinventing Myself", saya mengalami gangguan tidur. Pikiran bercabang ke ratusan masalah (sebenarnya hanya beberapa, tapi biar terkesan masif) yang sebenarnya tak bisa saya apa-apakan juga! Antara penyesalan, "kenapa-kenapa-kenapa", target hidup, masa depan, dsb, saya menerawang ke langit-langit kamar berharap akan ada solusinya di situ. Yah, maklum lah pemuda di seperempat-hidupnya. Untuk pembelaan diri, konon katanya kreativitas sejati lahir dari skeptisme berlebih. Cheers to that, if it's even true.
Anyway, setelah menghadapi rentetan serial insomnia terburuk dalam karir tidur saya selama beberapa hari ini, semalam (atau sepagi) saya dihadiahi mimpi paling menghibur. Begini. Metallica kembali menggelar konser di Jakarta! Tapi kali ini bukan Jakarta, Jakarta. Sepertinya BSD, Bekasi, atau daerah suburban lainnya. Penontonnya sepi, apalagi dibanding kemarin di Senayan. Nah, here's the best part: Lars Ulrich secara personal meminta saya untuk menggantikannya bermain drum!!! How cool is that?! Saya yang datang bertiga (bukan dua kawan yang waktu itu menonton Metallica bareng) harus meninggalkan teman-teman saya.
Di belakang panggung saya menawarkan Lars untuk melanjutkan konser. Tapi dia menolak, menurutnya permainan saya sudah bagus. Kami pun rapat kecil membahas lagu berikut. James berkata, "Jangan lupa ya, yang bagian itu ada ketawanya. Beri jeda dulu." Saya mengangguk saja pura-pura mengerti. Sesaat, encore pun dimulai. Namun adegannya menjadi fade out dan menuju ke situasi pasca-konser.
Adegan ini tidak kalah menarik. Saya bertemu dua teman saya, AP dan FM. Saya bilang, "Wah lu nyesel banget nggak dateng Metallica. Gue gantiin Lars Ulrich coy!!!" Tapi mereka tidak menyesal dan malah membalas dengan ketus. Kata AP: "Ngapain? Gue abis nonton Usher, gue juga gantiin dia nyanyi di panggung." Begitu juga kata FM. Yah, mengecewakan. Ternyata aksi subtitusi musisi sudah sering dilakukan.
Perlahan saya kembali ke dunia nyata. Wow, mimpi yang seru, pikir saya. Semoga ini menjadi puncak dan tanda akhir insomnia saya. Saya ingin percaya kalau mimpi ini adalah cara semesta untuk bilang kalau anything is possible, you can do or be anything you want. Percaya? Percaya saja deh. Lagipula tampaknya saya sudah tidak mau berpikir lagi, saya mau melakukan, demi tercapainya misi "Reinventing Myself" saya tadi. Yah, semoga.