Senin, 21 Oktober 2013

[Mimpi Semalam] Substitusi Lars Ulrich

Di tengah misi personal saya untuk "Reinventing Myself", saya mengalami gangguan tidur. Pikiran bercabang ke ratusan masalah (sebenarnya hanya beberapa, tapi biar terkesan masif) yang sebenarnya tak bisa saya apa-apakan juga! Antara penyesalan, "kenapa-kenapa-kenapa", target hidup, masa depan, dsb, saya menerawang ke langit-langit kamar berharap akan ada solusinya di situ. Yah, maklum lah pemuda di seperempat-hidupnya. Untuk pembelaan diri, konon katanya kreativitas sejati lahir dari skeptisme berlebih. Cheers to that, if it's even true.
           Anyway, setelah menghadapi rentetan serial insomnia terburuk dalam karir tidur saya selama beberapa hari ini, semalam (atau sepagi) saya dihadiahi mimpi paling menghibur. Begini. Metallica kembali menggelar konser di Jakarta! Tapi kali ini bukan Jakarta, Jakarta. Sepertinya BSD, Bekasi, atau daerah suburban lainnya. Penontonnya sepi, apalagi dibanding kemarin di Senayan. Nah, here's the best part: Lars Ulrich secara personal meminta saya untuk menggantikannya bermain drum!!! How cool is that?! Saya yang datang bertiga (bukan dua kawan yang waktu itu menonton Metallica bareng) harus meninggalkan teman-teman saya.
         
         Dengan leluasanya, saya melenggak-lenggok menuju backstage, nongkrong bareng dengan James, Lars, Kirk, dan Robert. Dan tibalah saatnya. Yeah!!! Saya menggantikan Lars Ulrich! Wah, di sini bermain drum itu mudah sekali. Tak hanya mudah, tapi saya juga seperti sudah hafal dengan semua bagian lagu-lagunya Metallica. Saya terus menggebuk drum dengan semangat. Penonton pun sepertinya menyetujui kehadiran saya menggantikan Lars. Bahkan mereka tetap tidak protes walaupun di ujung set-list permainan saya semakin aneh: saya tidak lagi memukul dengan stik, tapi dengan balon. Fuck me, right?! Di tengah permainan balon drum atau apapun itu, para personil lain pelan-pelan meninggalkan panggung. Ooh, saatnya encore!
          Di belakang panggung saya menawarkan Lars untuk melanjutkan konser. Tapi dia menolak, menurutnya permainan saya sudah bagus. Kami pun rapat kecil membahas lagu berikut. James berkata, "Jangan lupa ya, yang bagian itu ada ketawanya. Beri jeda dulu." Saya mengangguk saja pura-pura mengerti. Sesaat, encore pun dimulai. Namun adegannya menjadi fade out dan menuju ke situasi pasca-konser.
          Adegan ini tidak kalah menarik. Saya bertemu dua teman saya, AP dan FM. Saya bilang, "Wah lu nyesel banget nggak dateng Metallica. Gue gantiin Lars Ulrich coy!!!" Tapi mereka tidak menyesal dan malah membalas dengan ketus. Kata AP: "Ngapain? Gue abis nonton Usher, gue juga gantiin dia nyanyi di panggung." Begitu juga kata FM. Yah, mengecewakan. Ternyata aksi subtitusi musisi sudah sering dilakukan.
         Perlahan saya kembali ke dunia nyata. Wow, mimpi yang seru, pikir saya. Semoga ini menjadi puncak dan tanda akhir insomnia saya. Saya ingin percaya kalau mimpi ini adalah cara semesta untuk bilang kalau anything is possible, you can do or be anything you want. Percaya? Percaya saja deh. Lagipula tampaknya saya sudah tidak mau berpikir lagi, saya mau melakukan, demi tercapainya misi "Reinventing Myself" saya tadi. Yah, semoga.