Jumat, 03 Juni 2011

[Saksi Fiksi] Cerita 'B': Bobby Bule dan Belut Bakar

Bobby benar-benar bukan bule biasa. Buktinya? Beliau berasal Bosnia, bapaknya Bogor, bininya Bangka-Belitung. Biarpun berdarah barat, Bobby berani bilang, “BOBBY BANDUNG BOY!!”. Betul, Bobby bule Bandung berprofesi businessman. Bertahun-tahun, Bobby buka bisnis Belut Bakar Bandung. Bisnisnya berjalan baik. Bocah-bocah Bandung banyak beli belut Bobby. Bobby betul-betul businessman berbakat.
Biarpun Bobby berhasil, bukan berarti Bobby belagu. Bobby baik banget. Beliau berdarma bagi bocah-bocah Bandung. Biarpun Bobby beragama Buddha, Bobby bagi-bagi belut bakar buat buka bersama. Bobby, Bobby. Benar-benar businessman bule berhati besar.
*****


“Bobby….”, bilang bininya. Bobby berasyik-asyik bengong.
“BOBBY…”, bininya bete. Bobby bisu.
“BABI!!”, bininya buas. Bobby: “BAH!”
“Bengong, beb?”, bilang bininya basa-basi.
“Beuh. Bikin budeg!”.
“Beb?”
Bobby bercerita, “Beb, Bobby bingung. Bebi…..bahagia?”
Bininya bingung, “BAHAGIA?”
“Bebi….bosan?”
Bininya bingung berlebihan, “BOSAN? Bagaimana bisa?!”
“Begini…”, Bobby bicara, “Beb, Bobby bosan berjualan belut bakar. Bisnis Bobby berhasil, Bobby bahagia, bapaknya Bobby bangga”.
Bininya bertanya, “Bagus, bukan?”
“Biar begitu, Bobby….bercita-cita bisa balik Bosnia!”
Bininya berang, “BOSNIA?!”
“Be…Betul”
“Biar bisa bertemu bekas bini Bobby??”
“Bukan! Buah-hati Bobby…”. Bobby belum bertemu buah-hatinya berpuluh-puluh bulan. Bahkan, bapaknya Bobby belum bertatap-muka bersama buah-hati Bobby.
“Buah-hati?! Bocah brengsek begitu Bobby bilang ‘buah-hati’??”
“Boleh Bobby bertemu buah-hati?”
“BIJI!”
Bobby beku bisu. Bininya banting-banting barang. Berdua bak babi berkelahi. Bedanya, Bobby berdiam, bininya bersemangat. Bermodalkan badik, bininya berusaha bunuh Bobby! Beruntung, Bobby bisa bangkit. Bobby berang. Bobby bikin bininya berantakan. Bobby bunuh bininya. Begonya, ‘bis bunuh-bunuhan, Bobby bilang, “Beb…BYE-BYE BANGSAT”.
Bobby bengong. Beliau bingung banget. Bangkai berlumur bikin Bobby bergidik. Bobby beride. Bobby belah-belah bangkai bininya. Bobby berikan bangkai bumbu-bumbu belut bakar. Berselang, Bobby bungkus.
Bobby berbisik, “Bukannya Bobby brengsek, Bobby butuh bertemu buah-hati Bobby”.
*****
Besoknya, Bobby bersiap buru-buru. Backpack-nya berisi berbagai barang berguna buat bertualang. Baju, buah-buahan, blankon, bir, bermacam-macam benda berharga. Bobby berangkat backpacking. Bandara-Bandung-Batam-Bali-Bahrain-Bangladesh-Belanda-Belgia. Berakhirnya? Bosnia. Bertemu buah-hati.
Biarpun berisiko berat, Bobby berani banget. Bengkalaikan bisnis belut bakar, bunuh bininya, bikin bingung bapaknya. Buat buah-hatinya, Bobby bisa beda banget. Benar-benar beda. Bobby berbisik, “buah-hatiku, bapakmu bakal bikin bangga”.
*****
Biasa, Belut Bakar Bandung buka besoknya. Bapaknya bertanya, “Bobby belum berkunjung?”. Beliau bingung. Biasanya, Bobby beres-beres buat berjualan. “Bodo”, bilang beliau. Bapaknya buka bungkusan belut bakar. “Bau bangkai berbumbu”, bisiknya. “Bodo”.
“Bobby?”, bocah bule bertanya.
“Bobbynya belum berkunjung”, bilang bapak Bobby.
“Butuh bertemu Bobby”, bocah bule bawel.
“BOBBY BELUM BERKUNJUNG!”
“Baiklah”
“Belut bakar?”
“Boleh”
Bocah bule bersantap belut bakar. Biarpun baunya bagai bangkai berbumbu.
*****
Bulan-bulan berlalu. Bobby? BOSNIA. Beliau berjalan bahagia. Bertujuan bertemu buah-hatinya. Bobby bersemangat, beliau belum bersua berpuluh-puluh bulan.
Berjam-jam bertualang, Bobby bertemu bangunan balai buah-hatinya.
BUG-BUG-BUG, “BOBBY-JUNIOR!!”
BUG-BUG-BUG, “BOBBY-JUNIOR!! BAPAKMU BALIK!!”
Bisu.
Bobby berpikir, “Baiklah. BONGKAAAAR!”.
BRUKKK!!! Bobby bergegas.
“Buset…”
Bobby bertemu bekas bininya. Bangkai bekas bininya.
20:53 WIB
Bandung, 4 Mei 2011